Jumat, 06 Januari 2012

Anggapan Anggapan Keliru Dalam Kehamilan

Ketika Anda pertama kali hamil, keluarga Anda tentu menyambut dengan gembira. Begitu pula dengan teman-teman Anda, baik yang masih lajang maupun sudah punya momongan. Sering kali mereka pun langsung memberikan komentar atau nasihat yang sayangnya belum dapat dipastikan kebenarannya. Misalnya, betapa mudah proses melahirkan atau betapa rasa capai setelah mengurus bayi seharian akan lenyap begitu Anda menggendongnya dalam lengan Anda. Benarkah demikian?

Menurut Sarah Vine dan Tania Kindersley, penulis buku Backwards in High Heels, pada intinya terdapat lima kebohongan soal kehamilan yang sering Anda dengarkan:

1. Betapa pun besarnya tubuh Anda saat hamil, berat Anda akan menyusut begitu melahirkan, terutama jika Anda memberikan ASI.

Faktanya: Perut Anda tak akan pernah menjadi seperti dulu lagi, apalagi jika Anda menjalani bedah caesar. Kecuali jika Anda Jessica Alba atau Heidi Klum yang didampingi trainer untuk berlatih fisik lima hari seminggu dan seorang ahli nutrisi untuk mengawasi diet Anda.

2. Proses kelahiran tidak begitu menyeramkan, lagi pula tubuh Anda memang sudah "diprogram" secara biologis untuk menahan rasa sakit.

Faktanya: Melahirkan memang cukup menyakitkan. Akan ada beberapa masalah yang tidak Anda bayangkan sebelumnya, misalnya dokter Anda masih bertugas di tempat lain, Anda akan melihat banyak darah dan cairan tubuh, dan meskipun Anda sudah merasa begitu kesakitan sang suster dengan sambil lalu mengatakan bahwa Anda baik-baik saja. Hal ini akan menambah beban pada diri Anda. Jika Anda menjalani operasi Caesar, Anda juga akan merasakan sakit justru setelah proses melahirkan.

3. Memberikan ASI akan sedikit sulit pada awalnya, tetapi selanjutnya Anda akan kerepotan menghentikan jumlah ASI yang Anda keluarkan.

Faktanya: Tidak semua ibu sanggup memproduksi ASI sehingga hal ini dianggap sebagai kegagalan yang bisa mengakibatkan depresi. Bila ASI tak dikeluarkan, payudara akan terasa begitu linu. Kemudian puting payudara Anda akan membesar sesuai ukuran dot bayi, posisinya pun tak lagi seperti waktu Anda masih lajang.

4. Anda akan terbiasa untuk tidak tidur sebanyak dulu.

Faktanya: Anda akan kehilangan banyak waktu tidur karena setiap malam terbangun oleh tangisan bayi. Bagi Anda yang tidak terbiasa begadang, hal ini tentu akan membuat Anda stres.

5. Pengalaman merawat bayi untuk pertama kalinya bisa mendekatkan hubungan Anda dengan suami.

Faktanya: Begitu euforia kelahiran bayi berlalu, Anda dan suami harus rela berbagi tugas setiap malam. Bila ia terbangun untuk menenangkan bayi, Anda boleh tidur barang satu jam, dan sebaliknya. Anda akan cemburu melihat suami bisa terbebas dari tanggung jawab ini hingga sore hari, lalu membandingkan dengan Anda yang harus siaga 24 jam menjaga bayi. Anda akan termakan pikiran Anda sendiri bahwa suami sengaja berlama-lama di luar rumah. Anda akan begitu kecapekan sehingga tak begitu mempedulikan urusan bercinta, dan ini menimbulkan masalah bagi suami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar